HOME | Tempat Jajanan Asyik | Resep Masakan Khas | Kalender Wisata | Jalan Jalan Yuk

Monday, January 16, 2012

Protes CGM MABT Batal

PONTIANAK – Pembatalan Festival Cap Go Meh MABT disambut protes oleh sejumlah pihak. Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia DPD Kalbar, Muhammad Tasuri mengatakan pembatalan festival tahunan tersebut telah membuat pihaknya merugi.“Padahal kami sudah banyak mendapat pesanan produk paket wisata,” ujarnya kepada Pontianak Post, kemarin (15/01). Tasuri mengaku kecewa terhadap MABT yang membatalkan acara tersebut. “Seharusnya jangan dibatalkan,” sebutnya.

Alasan dia, even CGM sangat menunjang perpariwisataan di Kalbar. “Selain ini bentuk pelestarian budaya yang selalu digembor-gemborkan pemerintah, dari sisi ekonomi tidak bisa dibantah lagi sangat besar mempengaruhi pariwisata setempat,” ungkapnya. Dia menjelaskan bahwa even budaya CGM adalah bagian dari implementasi program pemerintah. Katanya, dampak dari even budaya CGM sangat besar. “Berapa banyak orang yang berkunjung ke Kalbar untuk acara semacam ini. Bayangkan perputaran uang dan berapa banyak orang yang diuntungkan. Mereka para wisatawan tentu butuh transportasi darat, laut, udara. Mereka butuh penginapan, dan tentu saja makanan,” sebut Tasuri.

Namun dia mengatakan perlunya kepekaan dari berbagai pihak untuk mendukung kesuksesan kegiatan budaya. Tasuri lalu membandingkan Kalbar dengan negara tetangga Serawak, Malaysia. “Tidak heran kunjungan wisatawan ke Kalbar hanya 20 sampai 30 ribu pertahun, sementara Kuching mampu menyedot 5 juta orang per tahunnya. Kalau 10 persen saja kita alihkan ke Kalbar kan sudah luar biasa angkanya,” imbuh dia.

Sementara itu, kritikan datang juga dari pengacara Tatang Suriyadi. “Kami sangat menyesalkan pembatalan ini. Ke depan MABT harus berupaya memiliki gedung pusat komunitas sendiri. Seperti DAD punya Rumah Betang dan MABM punya Rumah Melayu,” ucapnya. Hal serupa diungkapkan Muhammad Riduansyah. “Acara kebudayaan seperti ini seharusnya didukung. Jangan ada pembedaan,” pungkasnya.  Sementara itu Ketua Umum Majelis Adat Budaya Tionghoa, Harso Utomo Suwito membantah pernyataan Kapolresta Pontianak, Kombes Muharom Riyadi soal tidak adanya surat permohonan izin perhelatan Festival CGM MABT di Jalan Mayor Ali Anyang, Sungai Raya Kubu Raya. Dalam berita kemarin (15/1), Muharom mengatakan Polresta Pontianak belum pernah menerima surat permohonan izin dari pihak MABT. Jadi pihaknya  tidak mungkin mengeluarkan izin yang belum pernah diajukan.

Pernyataan tersebut dibantah oleh Harso. Menurutnya, pihak panitia sudah melayangkan surat resmi yang tertuju kepada Kapolresta Pontianak pada tanggal 13 Januari 2012. “Kami sebenarnya sudah dua kali kirim surat. Pertama ada sedikit kekeliruan, terakhir tanggal 13 Januari. Ini buktinya,” kata Harso sambil menunjukan dua lembar kertas fotocopian.Kertas pertama adalah surat permohonan yang dikirimkan ke Kapolresta. Sementara kertas lainnya adalah tanda terima surat yang bernomor 42/PAN.CGM-MABT/I/2012 lengkap dengan nama dan tanda tangan penerima. Kedua surat berkop Panitia Festival CGM MABT. Menurut Harso, dia bingung dengan jawaban Kapolresta.

“Sebenarnya, alasan kami tidak diberi izin itu karena kami belum kirim surat resmi, atau karena jalan itu jalan negara. Atau karena apa?” ucapnya.  Harso sendiri tetap pada pendiriannya untuk membatalkan kegiatan tersebut. “Walau masih penasaran, kami terima dengan lapang dada. Kami adalah orang yang berbudaya maka harus menghormati keputusan itu. Permintaan maaf akan disampaikan kepada berbagai pihak, terutama para sponsor, donatur, dan pengisi acara,” ujarnya.

CGM Kota Dilaksanakan
Jika Festival CGM MABT dibatalkan dilaksanakan di Kubu Raya, ternyata tidak berlaku di Kota Pontianak. CGM di Kota Pontianak tetap dilaksanakan. Bahkan pihak penyelenggara, Yayasan Bhakti Suci (YBS) sudah mengantongi rekomendasi resmi Wali Kota Pontianak. Sukses yang digelar tahun lalu juga berimbas pada pelaksanaan tahun ini. CGM  di Pontianak tetap bakal meriah. YBS telah menyiapkan beberapa agenda selama CGM dilangsungkan dari 4 hingga 7 Februari. “Tidak ada perubahan, kami tetap laksanakan CGM sesuai dengan jadwal yang ditentukan,” ujar Ketua Panitia CGM dari Bhakti Suci, Yo Nguan Cua, kemarin (15/1).

    Sejauh ini tidak ada kendala CGM yang akan dilaksanakan YBS. Pihaknya, kata Yo Nguan Cua telah mengantongi Surat Rekomendasi Wali Kota Pontianak Nomor : 070.2/95/KKBP2M/XII/2011. Dalam surat tersebut YBS ditunjuk sebagai penanggungjawab perayaan CGM tahun 2563 Imlek di Kota Pontianak. “Surat tersebut tertanggal 28 Desember 2011,” katanya.    Panitia juga telah berkoordinasi dengan Polresta Pontianak. Yo Nguan Cua dan panitia lainnya pun sudah bertemu langsung Kapolresta membicarakan rencana CGM tersebut. “Saat pertemuan Kapolresta meminta jadwal CGM,” ucapnya. 

Dalam jadwal yang telah disusun panitia, rangkaian CGM 2563 dimulai 4 Februari dengan ritual naga buka mata di Klenteng Kwan Tie Bio, Jalan Diponegoro. Setelah itu naga langsung menuju tempat donatur masing-masing. Keesokan harinya, pada 5 Februari panitia belum memiliki jadwal pasti. “Kami masih menunggu jadwal yang ditentukan Kapolresta,” ungkapnya.

    Yo Nguan Cua mengatakan, sudah ada tujuh naga yang mendaftar pada panitia. Naga tersebut berasal dari Yayasan Panca Bhakti, Budi Pekerti, YPPK, Merdeka, Siaga, Mitra Bhakti dan dari YBS sendiri. “Kami pun akan bangun panggung kehormatan di depan YBS,” katanya.    Pada 6 Februari dianggap sebagai puncak CGM tahun ini. Pasalnya akan diselenggarakan pawai budaya nusantara yang melibatkan semua etnis mayoritas di Pontianak. “Untuk memeriahkannya juga kami pasang lampion di Jalan Gajahmada dan Diponegoro,” tuturnya.     Yo Nguan Cua menambahkan, pada 7 Februari memang tidak ada kegiatan yang melibatkan orang banyak. Hanya dilakukan ritual bakar naga di Komplek Pemakaman YBS di Sungai Raya. “Itu sekaligus penutupan CGM tahun ini,” jelasnya.(ars/hen)

Sumber Pontianak Post

0 comments:

Post a Comment