HOME | Tempat Jajanan Asyik | Resep Masakan Khas | Kalender Wisata | Jalan Jalan Yuk

Tuesday, January 31, 2012

Pelaku Diproses Secara Dihukum

PONTIANAK – Kondisi Miftahul Farid (24 tahun), korban pengeroyokan oknum Batalyon 456 Paskhas TNI AU, saat ini semakin membaik. Dia telah dipindahkan dari Rumah Sakit Yarsi ke RS Santo Antonius. Pria yang beralamat di Jalan Swadaya, Gang 18, Pontianak Timur ini terbaring tenang di sebuah kamar bagian Xaverius, lantai 4.

Meski sudah bisa bercerita banyak, bekas-bekas luka masih menghiasi kepala dan badannya. Farid mendapat tiga jahitan di kepalanya yang bocor dan dua jahitan di punggungnya yang terbeset benda tajam. “Sudah agak mending,” ujarnya singkat saat dikunjungi Pontianak Post, kemarin (30/1).Farid juga mengklarifikasi keterangan seorang perwira TNI AU beberapa waktu lalu yang menyebutkan bahwa oknum Pratu Dk yang dikejar massa itu sesungguhnya bukan pelaku pemukulan, namun cuma melerai. “Itu bohong besar. Dia yang paling gila mukul saya. Saya dipukul dari belakang pakai benda keras, sampai bocor kepala. Sampai jatuh pun saya masih diinjak-injak,” ungkap dia.

Seluruh biaya pengobatan korban pemukulan akan ditanggung Paskhas, demikian yang dikatakan Komandan Batalyon 465 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU Lanud Supadio Pontianak, Letnan Kolonel Rana Nugraha. “Biaya pengobatan korban akan kita tanggung. Ini bentuk pertanggungjawaban dari TNI AU dan Paskhas khususnya,” ujar Rana.
Menurut Rana, pihaknya berharap kejadian ini tidak terulang di kemudian harinya. Selain itu juga, Paskhas menginginkan permasalahan tersebut dapat segera selesai dengan cara kekeluargaan. Pihaknya juga telah melakukan anjangsana kepada keluarga korban sebagai bentuk tanggung jawab dan pihak keluarga korban juga sudah menerima TNI AU yang ingin menunjukkan rasa bertanggungjawabnya kepada keluarga korban.
Menurutnya, jalan musyawarah yang ditempuh dalam kejadian ini tidak didasari akan paksaan dari manapun. Hal itu diambil atas kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan untuk pelaku, tambah Rana, saat ini telah ditangani Polisi Militer (POM) TNI AU untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sementara itu, walaupun seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh TNI AU, pihak keluarga tetap menuntut para pelaku dihukum sesuai dengan kesalahannya. “Kami minta mereka dihukum berat. Kami tidak mau damai. Jadikan ini pelajaran buat anggota-anggota yang lain, jangan seenaknya dengan warga biasa,” kata Aidah (27), kakak kandung Farid.
Setelah ditelusuri ternyata lima pengeroyok Farid tidak semuanya anggota TNI AU. Hanya ada dua yaitu, Pratu Dk dan Pratu Nk. Sedangkan tiga orang lainnya adalah warga sipil, teman kedua oknum itu. Kedua oknum dari pasukan elit itu sendiri saat ini sudah ditahan di sel Polisi Militer Angkatan Udara (Pomau) Lanud Supadio.
Dansat Pomau Lanud Supadiom Mayor POM I Gede Jatmika berjanji proses hukum untuk kedua pelaku yang berasal dari internal AU tersebut akan berjalan seadil-adilnya. “Pelaku sudah ditahan. Kita menunggu proses hukum selanjutnya. Kita menggunakan hukum pidana militer. Tersangka dikenakan pasal 351 dan 355 tentang penganiayaan. Selain itu akan ada hukuman disiplin militer,” katanya.
Jatmika mengatakan Pomau tidak akan menutup-nutupi kasus ini, dan menerima siapa saja untuk mengetahui kelanjutan proses ini. “Ini sekarang sudah jaman demokrasi. Di tubuh TNI AU sendiri reformasinya sudah berjalan bail. Tidak ada lagi yang ditutup-tutupi. Keluarga korban boleh meminta keterangan kasus ke kami,” ucap dia.

Pertaruhkan Keamanan
Sementara itu Wali Kota Pontianak Sutarmidji akan mempertaruhkan segalanya untuk menjaga kota ini tetap aman. Dia tidak ingin Kota Pontianak dinodai dengan keributan apalagi jika itu dapat merusak ketentaraman masyarakat dan iklim investasi. “Apa pun saya pertaruhkan agar Kota Pontianak tetap kondusif,” katanya, kemarin (30/1).
    Dia meminta semua menahan emosi jika ada potensi konflik. Tidak hanya masyarakat hal itu ditujukan Sutarmidji kepada aparatur negara. Aparat termasuk pegawai negeri sipil (PNS) diingatkan dia untuk tidak melakukan hal yang melanggar aturan dan tidak disenangi masyarakat. Karena menurutnya, masyarakat sekarang sudah sadar kalau aparatur negara digaji pemerintah dan dari uang rakyat. “Masyarakat kita sekarang sudah pintar, mereka tahu kita ini dibiayai pemerintah dari uang mereka juga,” tegasnya.
    Dengan melakukan hal yang tidak disenangi masyarakat apalagi bertentangan dengan hukum akan memicu gejolak. Masyarakat yang sudah kritis bakal menentang aparat yang melakukan tindakan tidak benar. “Makanya jangan berbuat yang tidak benar. Hal itu akan membuat iklim tidak kondusif,” ungkapnya.
    Dia meminta semuanya tidak mudah emosi. Hal sepele jangan dibesar-besarkan sehingga dapat memicu keributan. Jika sudah terjadi keributan hal tersebut akan menimbulkan kerugian besar. Apalagi dalam waktu dekat Kalbar melaksanakan pemilihan gubernur. “Keamanan mesti kita jaga bersama agar pilgub yang sebentar lagi dilaksanakan dapat berlangsung aman,” ajaknya.
    Keamanan, lanjutnya, adalah kunci kedamaian dan kesejahteraan. Untuk itu dia mengimbau semua lapisan masyarakat Pontianak menjaga situasi kota ini. “Pontianak sudah aman, makanya masyarakat harus menjaganya,” imbau Sutarmidji.  (ars/hen)

Sumber : Pontianak Post

0 comments:

Post a Comment