HOME | Tempat Jajanan Asyik | Resep Masakan Khas | Kalender Wisata | Jalan Jalan Yuk

Friday, January 6, 2012

Kebocoran Air Masih Tinggi


MENYEDOT ANGIN: Dalam dua hari ini kawasan Pontianak Timur kesulitan air bersih dari PDAM. Bahkan sejumlah warga yang menyedot air menggunakan pompa hanya dapat angin.  MUJADI/PONTIANAKPOST

PONTIANAK -  Keluhan masyarakat terkait pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak ditanggapi manajemen perusahaan daerah tersebut. Tingkat kebocoran air bersih pada beberapa kecamatan masih tergolong tinggi. Warga Griya Pesona III, Pontianak Utara, misalnya, mendatangi mendatangi kantor PDAM Jalan Imam Bonjol, Selasa (3/1). Mereka mengeluhkan layanan PDAM karena sebulan terakhir air bersih tidak mengalir.

Ketua RT Griya Pesona III Suprayetno mengatakan, kurang lebih sebulan terakhir air bersih macet. Terakhir kali air hanya mengalir di Blok B. Namun sebentar, tapi sudah seminggu ini kembali tidak mengalir. Bahkan tidak bisa disedot apalagi hanya dibuka melalui keran. "Makanya kami mengatasnamakan warga menyampaikan keluhan. Datang ke sini (PDAM) meminta keterangan," katanya. 

Kemudian, warga Jalan Tekam, yang harus membeli mesin genset untuk menyedot air bersih. sebab sejak tiga hari terakhir air sudah tidak mengalir. Warga mengeluhkan hal ini karena mesti mengeluarkan dana untuk membeli genset.  “Awalnya coba saja pakai genset. Alhamdulillah mengalir, walaupun sedikit,” jelas Hidayah, warga Jalan Tekam, Rabu (4/12).

Hal serupa juga dikeluhkan warga Pontianak Timur terhadap pelayanan PDAM. Kali ini warga Saigon dan Tanjung Hulu yang mengeluhkan ledeng tidak mengalir.Wajar saja kondisi ledeng di Pontianak Timur tidak seperti wilayah lainnya. Memang PDAM tidak memaksimalkan pendistribusian air di daerah tersebut.Direktur Teknik PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak Afandi mengatakan, Pontianak Timur merupakan kecamatan yang tingkat kebocorannya paling tinggi. “Kebocoran atau kehilangan air di Pontianak Timur paling tinggi mencapai 38 sampai 40 persen,” ungkapnya.

Tingkat kebocoran di timur nyaris setara dengan Pontianak Utara, yakni 35 persen. Sementara Pontianak Barat, kota, selatan dan tenggara paling kecil, rata-rata 26 persen. “Keseluruhan di Kota Pontianak rata-rata kebocoran saat ini 28,5 persen,” ujarnya.Afandi menjelaskan, jika kebocoran terlalu besar dapat membuat PDAM merugi. Di Pontianak Timur, kata dia, dari 100 persen air yang didistibusikan biaya produksi yang kembali hanya 60 persen. “Untuk menekan kerugian makanya kami kurangi volume air yang didistribusikan,” katanya.

Salah satu penyebab kebocoran adalah pencurian. Pelanggan mengambil air pada pipa sebelum melalui mesin penghitung. PDAM, sambung Afandi, tidak tinggal diam. Beberapa kali pihaknya telah melakukan penertiban, namun tetap saja terulang. “Kalau ada indikasi pencurian dilakukan pada pipa yang melintasi pemukiman, kami pindahkan ke jalan. Tapi beberapa kali penertiban sia-sia, ketika petugas pulang pipa bocor lagi,” ungkapnya.

Meski begitu, Afandi tidak menampik ada kemungkinan kebocoran terjadi karena pipa PDAM sudah tua. Dia mencontohkan pipa yang berada di Sungai Kapuas. Pipa di bawah air, ucapnya, rentan mengalami kebocoran namun sulit diketahui. “Bisa saja kebocoran juga terjadi pada pipa yang ada di sungai.”Pipa yang mengalir di bawah air tidak efektif lagi sekarang. Untuk itu PDAM berencana menonaktifkan pipa tersebut tahun depan dan menggantinya di darat. “Mudah-mudahan tahun depan dapat terealisasi,” kata Afandi berharap. Tidak hanya di Pontianak Timur, Afandi juga mengakui masih ada beberapa kawasan di Pontianak Tenggara dan selatan yang kurang maksimal terlayani. Yakni di Sungai Raya Dalam, Paris II dan ujung Kota Baru. “Tahun ini kami akan tambah boster di Sepakat agar air di tempat-tempat itu lancar,” tuturnya. (hen)

Sumber Pontianak Post

0 comments:

Post a Comment