HOME | Tempat Jajanan Asyik | Resep Masakan Khas | Kalender Wisata | Jalan Jalan Yuk

Monday, December 12, 2011

Terdeteksi Warga di Desa Jawa Tengah

SUNGAI RAYA--Serangan Chikungunya atau sebaran wabah alpha virus dari  gigitan nyamuk spesies aedesaegypti kembali menghantui warga Sungai Ambawang, Desa Jawa Tengah, Parit Sumber Agung yang sebelumnya sebagai daerah endemik. Sedikitnya 10 warga, secara mengejutkan tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti linu di persendian ditambah pegal, ngilu dan timbul rasa sakit di bagian tulang tulang.

“Ya warga di tempat kami mengalami demam seperti sebelumnya. Cuma saya tidak tahu apakah ini merupakan serangan demam Chikungunya,” kata Abdul, warga setempat kepada wartawan. Ia sendiri mendapati tetangganya  mengalami gejala nyeri sendi dan otot. Bahkan bukan hanya satu tetangga. “Tetangga saya kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah,” ujarnya seraya berharap petugas segera berkunjung. “Kami juga takut terjadi KLB seperti kemarin,” lanjutnya kembali.


Plt Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Titus Nursiwan dikonfirmasi terpisah via telepon belum mengetahui adanya serangan kembali alphavirus dari gigitan nyamuk spesies aedes aegypti. ”Saya belum dapatkan informasi tersebut. Puskesmas di Kecamatan Sungai Ambawang sudah saya hubungi. Belum ada dapat kabar serangan chikungunya. Sekarang tinggal menunggu kabar petugas lapangan. Saya langsung perintahkan turun,” katanya via telepon.
Mendengar kabar tersebut, Titus tidak tinggal diam. Pihaknya meminta kalau ada pasien ditemukan segera ditanggulangi. ”Pihak puskesmas sudah saya komandani untuk melakukan pengecekan. Kalau ada sebaran penyakit ini, kita wajib atasi. Jangan sampai melebar dan meluas ke daerah lain. Cukup KLB kemarin saja di awal bulan Oktober,” ucapnya.
Lebih jauh Titus mengatakan biasanya gejala utama terkena penyakit chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang. Ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.
Gejala-gejala, lanjutnya, memang mirip dengan infeksi virus dengue. Namun sedikit berbeda pada hal tertentu. Misalnya virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti. “Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis,” ungkap dia.
Dinkes Kubu Raya sendiri mengatasi endemik chikungunya dengan menurunkan tim untuk memutuskan mata rantai penyebaran. "Dan biasanya kita ikuti fogging dan abatisasi desa dimaksud. Bahkan biasanya kita blokir sebarannya meluas keluar," ungkap dia.
Ia meminta masyarakat tetap dan terus menggencarkan gerakan bersih lingkungan dengan melakukan 3M Plus berupa menutup, menguras, mengubur plus pencegahan. “Kalau terkena virus tersebut segera bawa ke puskesmas. Petugas di setiap puskesmas segera terjun ke lapangan guna memantau perkembangan dan memberikan tindakan kalau ditemukan penyakit ini," ujarnya menganjurkan.
Sebelumnya pada awal Oktober tahun 2011 sedikitnya 94 warga dewasa dan balita terserang wabah virus alphavirus atau wabah chikungunya. Warga yang menjadi korban berasal dari Desa Jawa Tengah dan Desa Durian di Kecamatan Sungai Ambawang, juga Desa Kuala Mandor A di Kecamatan Kuala Mandor B. Waktu itu jumlah korban mengalami kenaikan beberapa hari hingga mencapai ratusan orang. Perawat Puskesmas Pembantu di Desa Jawa Tengah, Dusun Karya I, Sri Maryani menerangkan jumlah korban ditempatnya bertugas mencapai 24 orang. “Jumlah itu didapat hanya dalam kurun waktu dua minggu terakhir. Penderitanya adalah balita dan puluhan orang dewasa. Ada juga bayi berusia dua bulan mencapai 4 orang," katanya beberapa waktu lalu.

Wabah alphavirus atau gigitan nyamuk spesies aedes aegypti ternyata waktu itu tidak saja terjadi di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang. Berdasarkan keterangan rekan kerjanya di Desa Kuala Mandor A, Kecamatan  Kuala Mandor B sedikitnya terdapat 44 korban yang terserang chikungunya. Di Desa Durian, Kecamatan Sungai Ambawang juga begitu. “Untuk di Desa Durian sudah ada sekitar 30 korban. Kalau tidak salah ada juga balita. Bahkan yang miris ada satu rumah lima orang keluarga terserang penyakit ini," tuturnya waktu itu.(den)

0 comments:

Post a Comment