HOME | Tempat Jajanan Asyik | Resep Masakan Khas | Kalender Wisata | Jalan Jalan Yuk

Friday, December 23, 2011

Stok Pangan Aman

PONTIANAK - Stok berbagai kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru di Kalimantan Barat dalam keadaan aman. Karena itu, masyarakat diharapkan tidak resah. “Untuk kebutuhan menyambut Natal dan Tahun Baru, stok kita tidak ada masalah,” ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar, Soezarsono Soekran, Kamis (22/12).

Soezarsono mengakui, belakangan ini sempat terjadi kelangkaan gula di pasaran. Bahkan, harga gula sampai menyentuh Rp14 ribu per kilogram. Karena itu, ia menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. Menurutnya, kelangkaan gula tersebut diakibatkan oleh faktor alam atau cuaca sehingga proses pengiriman gula dari Jawa ke Kalbar terhambat.

“Ombak di perairan Kalbar tingginya sampai 7 meter sehingga menyulitkan pengiriman gula,” ujarnya. Namun, pada 18 Desember lalu, kapal pengangkut gula yang memuat sebanyak 9.200 ton gula sudah dapat tiba di Pelabuhan Pontianak. Muatan gula tersebut telah dibongkar di pelabuhan dan kemudian didistribusikan ke kabupaten/kota masing-masing lima truk. Proses pendistribusian gula ini akan terus berlanjut.

Hari ini, tambah Soezarsono, kembali akan tiba kapal pengangkut gula sebanyak 100 ton ke Kalbar. Setelah itu, dalam beberapa hari kemudian akan datang lagi sebanyak 300 ton. Adapun total kebutuhan gula masyarakat Kalbar selama sebulan mencapai 5.000 ton. Dengan demikian, jika melihat kondisi stok gula yang sudah masuk, Kalbar dinilai masih surplus, khususnya untuk memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru. “Stok kita kelebihan sekitar empat ribu ton lebih. Bahkan, kalau melihat kebutuhan normal, berarti stok gula kita sampai dengan tiga bulan ke depan masih tersedia,” kata Soezarsono.

Karena itu, ia meminta masyarakat tenang. Saat ditanya mengenai kaitan antara kelangkaan gula ini dengan gencarnya operasi penertiban gula ilegal dari Malaysia, Soezarsono enggan berkomentar. Mengenai harga gula tersebut, ia mengungkapkan bahwa harga dari agen ke distributor di Pontianak mencapai Rp9.600 per kg. Soezarsono berharap harga jual gula di tingkat pengecer tidak terlalu tinggi.

“Kalau memperhitungkan ongkos angkut dan mencari keuntungan yang wajar, kita bisa memaklumi. Kita harapkan pedagang jangan sampai mematok harga semaunya. Kalau Rp13 ribu atau Rp14 ribu per kilogram, itu sudah kelewatan,” ujarnya. Para pedagang dihimbau untuk tidak memanfaatkan momen Natal dan Tahun Baru dengan menaikkan harga secara berlebihan. Ia pun berharap Disperindag di masing-masing kabupaten/kota dapat ikut memonitor harga.

Mengenai sembako lain, Soezarsono juga mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir karena stok dalam keadaan aman. Untuk minyak makan, produksi lokal (PT Cahaya Kalbar) mencapai 600 ton per hari dan cukup memenuhi kebutuhan. “Mentega juga tidak ada masalah. Kita sudah koordinasi dengan Sinar Mas dll dan mereka segera memasok sehingga stok  aman. Termasuk tepung. Sudah masuk sesuai kebutuhan,” jelasnya.

Untuk beras, Soezarsono mengakui bahwa ada sedikit kenaikan harga beras, khususnya untuk beras kelas menengahke atas. Kenaikan harga beras ini juga diakibatkan oleh faktor alam/cuaca yang menghambat proses pengiriman. Namun, untuk beras lokal atau beras menengah ke bawah, harganya justru mengalami penurunan. Sebab, di beberapa daerah terjadi panen. Untuk mengantisipasi masalah beras, menurutnya Bulog segera akan menyalurkan beras miskin ke-13.

 Tak hanya itu, untuk membantu warga mengatasi kebutuhan menjelang Natal dan Tahun Baru, Disperindag telah mengimbau forum BUMN untuk melaksanakan pasar murah di seluruh wilayah Kalbar. Pasar murah tersebut telah dilaksanakan beberapa hari lalu dan menjual berbagai kebutuhan pokok dengan harga miring. Sebagai contoh, gula pasir hanya dijual dengan harga Rp8000 per kg.  “Disperindag dan PKK juga sudah melaksanakan pasar murah di tiga kabupaten yaitu di Landak, Sanggau dan Sekadau pada 17-19 Desember lalu. Semua yang kita jual, mulai mentega, beras, gula, telur dan lain-lain ludes terjual,” katanya.

Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional Kalbar, Haryo Bawono mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan beras. Di gudang Bulog, stok beras aman sampai dengan Maret 2012. “Untuk tiga bulan ke depan, aman,” ujarnya. Bahkan, satu unit kapal yang memuat 3.200 ton beras baru saja tiba di Pelabuhan Pontianak. Beras tersebut sudah dibongkar dan disimpan di gudang Bulog di Pontianak. Bahkan, dalam waktu dekat kembali akan tiba pengiriman beras dari Jawa sebanyak 11.800 ton. Mengenai pasar murah, Haryo mengakui bahwa pihaknya bersama BUMN-BUMN lain telah melakukan pasar murah di berbagai kabupaten/kota. Pasar murah ini merupakan salah satu bentuk CSR (corporate social responsibility) dari BUMN.

Harga produk yang dijual dalam pasar murah tersebut dibawah harga eceran tertinggi. “Alhamdulillah, responnya sangat tinggi di kabupaten/kota. Cuma dua kabupaten yang tidak kita laksanakan yaitu di Putussibau dan Sintang. Itu karena pertimbangan teknis,” jelasnya. (ron)

Sumber Pontianak Post

0 comments:

Post a Comment