HOME | Tempat Jajanan Asyik | Resep Masakan Khas | Kalender Wisata | Jalan Jalan Yuk

Friday, December 9, 2011

Lagi, Cuaca Eksrem Telan Kapal

PONTIANAK – Isak tangis seorang pria terdengar dari handhone wartawan Pontianak Post. “Tolong bantu kami bang. Semua upaya sudah kami lakukan, tapi belum ada kejelasan. Ini sudah berapa hari. Keluarga saya semua di sana. Selain teman-teman saya, di kapal itu juga ada adik kandung, keponakan, dan sepupu saya.  Tolong sampaikan suara kami bang, ini sudah hampir seminggu,” kata Johan Syarif (31 tahun) sambil terus tersedu-sedu, kemarin (8/12).

Johan  membawa kabar buruk yang datang dari perairan Kalimantan Barat. Sebuah kapal bernama KM Jujur Harapan bermuatan sekira 40 penumpang dinyatakan hilang di sekitar Pulau Cempedak, perairan Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat sejak Sabtu pagi lalu (3/12). Posisi terakhir KM Jujur Harapan tercatat pada Jumat( 2/12) malam pukul 23.00 WIB, di titik koordinat 02’54.660 S, 109’35.013 E halauan dari muara Kendawangan.

Kapal pinisi berukuran 30 x 8 meter ini berangkat dari Pelabuhan Waji Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 17 November lalu. Menurut Johan, para penumpang didominasi laki-laki, namun ada pula kurang lebih lima penumpang perempuan. Selain para anak buah kapal dan penumpang, kapal juga memuat barang hiburan rakyat.
Menurutnya, rombongan tersebut sejatinya akan menggelar hiburan rakyat komidi putar di Kota Pontianak selama sepekan ini. “Saya sudah berangkat duluan. Nah yang lain berangkat dengan menyewa kapal tersebut. Tapi sudah sampai di perairan Kalbar, sekitar 43 mil dari Pontianak, tiba-tiba kami hilang kontak,“ katanya.
Kontak terakhir Johan dengan kapal itu terjadi pada Jumat (2/12) tengah malam. “Waktu itu kabar yang saya terima kapal mengalami mogok, mesinnya rusak. Karena mesin itu cuma satu-satunya kapal terambang-ambang di lautan Kendawangan. Di situ saya sudah mulai panik, karena kabarnya juga cuaca sedang tidak bagus,” ujar dia.
Kapal terakhir yang bersua dengan KM Jujur Harapan adalah KM Dua Putri dari Pulau  Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Kapal ini mendapat informasi bahwa ada kapal yang mengalami rusak mesin di Selat Karimata. “Kami sempat menyalurkan logistik ke kapal itu (Jujur Harapan), sekitar jam sepuluh malam (Jumat,2/12). Setelah itu kami hilang kontak,” cerita Rozali, kapten KM Dua Putri.
Rozali juga mengatakan, keesokan harinya dia sempat ingin kembali ke lokasi dan menolong KM Jujur Harapan. “Tapi waktu itu hujan badai, gelombang tinggi sekali. Jadinya kami tidak berani, apalagi kami banyak karang,” cetusnya. Gelombang di Selat Karimata sejak Sabtu pagi memang sangat dahsyat. Stasiun Meteorologi Maritim Klas IV Pontianak mengabarkan ketinggian ombak hingga mencapai 6 meter. Kecepatan angin di sana berkisar 20 sampai 28 knot, dengan arah ombak ke barat laut. Setidaknya ada empat kapal tenggelam pada hari itu.

Informasi Simpang Siur
Sementara itu, pemilik KM Jujur Harapan, Zainuddin (48) membenarkan kejadian itu. “Saat ini saya di Belitung, sedang mengumpulkan orang untuk mencari kapal saya. Terus terang kami khawatir dengan para penumpang dan ABK saya. Ada enam karyawan saya di situ,” kata dia. Zainuddin sempat mendapat kabar bahwa kapal sudah ditemukan dan sudah ditarik di pelabuhan. “Ternyata bukan kapal saya yang ditarik,” sambungnya.
Soal informasi yang simpang siur juga diakui oleh Kepala Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Pontianak, Marsudi. “Hari Minggu, kami mendapat kabar bahwa KM Jujur Harapan sudah ditarik ke darat. Tapi ternyata tidak benar,” imbuhnya.
Dia mengatakan Tim SAR sudah berupaya maksimal dalam mencari kapal yang hilang misterius itu. “Kami sudah hampir seminggu ini mencari, hampir semua personel di turunkan. Bahkan kami juga sudah meminta bantuan TNI AL dan Polisi Air, tapi kapal tetap belum ditemukan,” ungkapnya.
Marsudi sendiri merasa ada yang aneh pada hilangnya KM Jujur Harapan. “Kecil kemungkinan kapalnya tenggelam. Karena pasti puing-puingnya akan ketahuan, dan pasti ada kapal, minimal kapal nelayan yang melihatnya. Apalagi jalur Selat Karimata ini ramai sekali. Semoga saja hanya terdampar,” ujarnya.
Menurutnya, jika 7 hari kapal dan korban belum dapat ditemukan, Tim SAR bisa saja menghentikan pencarian. “Tapi kami tetap tidak bisa tinggal diam. Untuk sementara ini, kami sudah menginformasikan hilangnnya KM Jujur Harapan ke semua nelayan di perairan Kalbar, bahkan sampai ke nelayan Sumatera. Karena laut ini kan sangat luas, sementara tenaga kami terbatas,” sebutnya.
Ditempat terpisah, warga Ketapang yang saat ini masih berada di perairan Kendawangan mengaku tidak mengetahui informasi hilangnya KM Jujur Harapan tersebut. “Saya masih di laut sekarang. Sabtu dini hari saat gelombang tinggi juga saya di laut. Tapi tidak ada informasi tentang kehilangan kapal tersebut,” ungkap Agung Kusuma, dihubungi kemarin.
    Agung mengatakan, jika tenggelamnya di sekitar perairan Kendawangan pasti ada tanda-tanda yang dilihat kapal lain. Saat ini , kata dia, musim angin dan arus barat yang membuat benda di laut cenderung ke arah pantai. “Sekarang musim barat, kalau ada yang tenggelam atau hilang pasti ada barang terapung hanyut ke pantai. Paling tidak serpihan papan,” katanya.
Setelah badai Sabtu malam yang mengakibatkan tiga kapal di perairan Kalbar tenggelam, pada Senin (5/12) malam juga terjadi hal serupa. Namun, kata Agung, badai pada Senin malam itu tidak sehebat Sabtu lalu. “Ada lagi badai malam Selasa tapi tidak terlalu kuat seperti Sabtu lalu. Saya merasakan kedua kejadian itu. Sabtu pagi saya ke darat, Minggu sore sudah di latu lagi sampai sekarang,” ucapnya.
    Agung kerja di kapal kargo berbendera Panama yang disewa warga Korea Selatan. Di dalam kapal tersebut terdapat 40 orang pekerja dan 30 ABK termasuk kapten. “Tapi saya tanya kawan-kawan termasuk ABK juga tidak ada yang tahu informasi ada kapal yang tenggelam di perairan Kendawangan ini,” tuturnya. Sabtu dini hari lalu, gelombang di perairan Kendawangan lebih dari lima mater dengan kecepatan angin 33 knot. Pada saat normal, ucap Agung, kecepatan angin di perairan tersebut hanya 5-10 knot.


Jatuh Tertimpa Tangga
Usaha serupa juga terus dilakuakan oleh pihak keluarga korban. Johan Syarif mengatakan setiap hari dia sudah menyewa kapal menyusuri jalur yang pernah dilalui KM Jujur Harapan, dan mengira-ngira lokasi terdamparnya kapal dengan berdasarkan arah angin. “Setiap hari empat sampai enam kapal kami sewa, sudah puluhan juta (rupiah) kami keluarkan, masih saja belum ada hasil,” kata dia.

Namun malang nasib dia, dalam keadaan panik, Johan ditipu oleh salah seorang oknum penyewaan kapal di Kendawangan. “Apes nasib saya, sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Saya menyewa jasa kapal (nama tidak disebutkan), pemiliknya minta Rp 25 juta tunai. Karena Cuma pegang Rp 3 juta saya kasih segitu sama tambahan solar tujuh drum seperti yang diminta. Ternyata informasinya kapal itu tidak mencari. Dan informasinya juga untuk berkeliling mencari kapal pulang balik hanya menghabiskan dua drum solar saja. Saya ditipu,” pungkas Johan.

Sumber Pontianak Post

0 comments:

Post a Comment