Selain itu, dirinya baru berpindah ke perumahan yang berada di kawasan tersebut, sehingga awalnya ia beserta suaminya tidak mengerti dengan kinerja listrik prabayar, karena di rumah kontrakan yang sebelumnya, menggunakan listrik pascabayar.”Bahkan waktu memasang tokennya, saya minta tolong dengan warga yang berada di sini,”jelasnya.
Katanya, token atau yang biasa disebutnya isi ulang pulsa listrik, ada kemiripan dengan pulsa handphone, karena keduanya sama tidak berfungsi apabila pulsanya habis, sehingga apabila pulsa prabayar hampir habis sesering mungkin terdengan bunyi dari meteran. ”Pernah pulsa listrik habis tengah malam, ya udah langsung gelap,”jelasnya sambil tersenyum.
Menurutnya, dia membeli pulsa listrik (token), berkisar seratus atau dua ratus ribuan, pasalnya, di rumahnya tersebut hanya ada beberapa barang seperti rice cooker, kulkas, serta televisi.”Tetapi kan tergantung pamakaiannya, kalau pemakaian listriknya hemat, biasanya sih kalau dua ratus ribu cukup sebulan, kadang tak sampai,”tuturnya. Tak sampai di sini, dengan menggunakan listrik prabayar pelanggan tak perlu membayar biaya beban, sehingga sangat menguntungkan masyarakat.
”Biasanya kalau pascabayar itu kan kita tidak tahu bayarannya berapa, jadinya energi listriknya dipakai-pakai saja, tetapi kalau listrik prabayar ini kan kita sendiri yang membeli, jadi mesti hemat-hemat,”pungkasnya sambil tersenyum. (ila)
Sumber Pontianak Post
0 comments:
Post a Comment