HOME | Tempat Jajanan Asyik | Resep Masakan Khas | Kalender Wisata | Jalan Jalan Yuk

Thursday, November 17, 2011

Novia; Menderita Gizi Buruk Sejak Lahir


Hanya Teriak Kesakitan, Petugas cuma Ambil Foto

Novia menderita gizi buruk sejak lahir. Remaja berusia 14 tahun ini kurang mendapat perhatian pemerintah. Saat ini kondisinya kian memburuk. Di hanya menerima bantuan susu dan roti. Itupun stok yang disediakan terbatas. Novia dan keluarganya berjuang agar ada perhatian dari para pemangku kepentingan.

Humairah, ibunda Novia berbagi cerita soal penderitaan anaknya. Perempuan 36 tahun ini mengaku sudah berjuang agar anak gadisnya bisa bertumbuh dengan baik. Namun perjuangannya belum membuahkan hasil. Kendati begitu, Humairah tak patah arang. Baginya masih ada setitik terang yang harus diraihnya agar anaknya bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Ia berkisah, Novia bertambah parah sejak lima bulan terakhir. Sebelumnya masih mau makan dan berinteraksi dengan baik bersama keluarganya. Namun semua berubah lima bulan terakhir, Novia tidak mau makan dan jarang berinteraksi. Dia hanya berteriak kesakitan dan menangis. 


GIZI BURUK: Novia saat digendong ibunya ketika bertandang ke Pontianak Post. SOFI/PONTIANAKPOST

“Sebelumnya anak saya tidak parah seperti ini. Dia masih mau makan dan sebagainya, namun lima bulan yang lalu keadaannya bertambah parah,” ungkap Humairah saat bertandang ke Pontianak Post, Rabu (16/11).Keluarga yang tinggal di Kelurahan Benua Melaya Darat memberikan saran agar mendatangi dinas sosial. Namun kedatangannya tidak mendapat respon yang serius.

“Ini datanya dimasukkan terlebih dahulu, kalau meninggal baru mendapat bantuan,” ungkap Humairah menirukan tanggapan dari petugas Dinas Sosial. Sebelumnya, tiga tahun yang lalu Dinas Sosial beserta petugas Kelurahan Pontianak Tenggara juga pernah mendatangi rumah Humairah di Jalan Adi Sucipto Gg. Tanjung Harapan untuk program membantu anak penderita gizi buruk. Namun sampai saat ini tidak ada bantuan yang diterima pihak keluarga. Petugas yang datang hanya mengambil foto penderita saja.

Tidak menerima tanggapan yang serius dari Dinas Sosial, keluarga mencoba mendatangi Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk mengadukan nasib anaknya yang semakin memburuk. Dua kali mendatangi, keluarga hanya mendapat bantuan susu dan roti saja. Itupun baru didapat dua minggu sebelumnya. Padahal keluarga sangat mengharapkan ada bantuan dari Dinas Kesehatan setelah tidak mendapat tanggapan dari Dinas Sosial.
Bantuan makanan yang didapat juga tidak pasti, apakah kedepannya Novia akan selalu mendapatkan susu dan roti itu, karena stok yang tersedia terbatas. “Selama persedian susu dan roti masih ada, maka anak ibu akan mendapatkannya,” jelas Humairah mengulang ucapan petugas.

Khawatir dengan kondisi anaknya yang semakin memburuk, Humairah yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suaminya, Iwang Ismanto hanya menjadi buruh bangunan, membawanya ke rumah sakit. Namun setelah diperiksa, dokter hanya menvonis Novia menderita gizi buruk. Meski divonis menderita gizi buruk, keluarga juga harus menebus obat dari apotek sebesar Rp160.000 dan itu berlangsung dua kali. Namun keluarga hanya satu kali menebusnya.

Humairah termasuk keluarga yang menerima layanan Jamkesmas. Namun harus menebus obat dengan biaya yang menurutnya cukup mahal. Dokter yang memeriksa Novia mengatakan kalau Novia hanya menderita gizi buruk bukan penyakit lambung seperti resep obat yang ditebusnya di apotek.Keluarga mengharapkan perhatian dan bantuan dari pemerintah terhadap penderita gizi buruk. “Saya harap ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban kami,” harap Humairah.

0 comments:

Post a Comment